Sebagai orang tua, tentunya kita panik dan sedih ketika si kecil terserang sakit. Terjadi perubahan cuaca, si kecil terserang demam. Makan makanan yang tidak sehat, si kecil langsung diare. Duh, pusing. Mungkin ibu sering bertanya-tanya, kenapa ya, si kecil mudah sekali sakit? Dibandingkan dengan orang dewasa, balita dan anak-anak memang lebih rentan terserang sakit. Hal ini dikarenakan imunitas tubuh anak yang masih belum berkembang sempurna. Itu sebabnya, ibu perlu menjaga kesehatan anak sejak dini. Salah satunya dengan memberikan jadwal imunisasi yang tepat.
Terdapat beberapa penyakit yang sering sekali menyerang si kecil, yaitu diare, batuk pilek, alergi dan amandel. Berbagai penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri. Meskipun penyakit tersebut sering dianggap sepele, namun Ibu harus tetap waspada. Penanganan yang tidak sesuai dan terlambat dapat memperparah kondisi si kecil lo, Bu. Berikut beberapa penjelasan mengenai berbagai penyakit tersebut:
1. Diare
Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari atau perubahan konsistensi tinja menjadi cair. Selain perubahan konsistensi dan frekuensi BAB, pada diare dapat juga dijumpai keluhan lainnnya, seperti kembung, kram perut, nyeri perut, demam, dan darah pada tinja.
Diare bisa berlangsung sehari, seminggu, bahkan ada yang sampai beberapa minggu. Bagaimana penanganan yang tepat? Menurut dr. Nina Amelia Gunawan dari meetdoctor.com, jika si kecil diare, Ibu dapat melakukan rehidrasi, atau mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Pada diare yang berkepanjangan-lebih dari tiga hari, ibu harus segera membawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Penanganan cepat perlu segera dilakukan karena dapat meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi, yang berikutnya dikhawatirkan akan mengarah pada komplikasi lainnya yang lebih serius.
2. Batuk pilek
Pilek atau flu seringkali terjadi akibat infeksi virus pada saluran napas atas yang meliputi hidung hingga tenggorokan. Keluhan ini memang sering dijumpai pada balita dan anak-anak. Namun, biasanya flu bukanlah penyakit yang berbahaya bagi kesehatan anak. Ibu dapat memberikan imunisasi influenza pada si kecil untuk menghindari penyakit tersebut. Saat mengalami flu, biasanya si kecil juga akan mengalami bersin-bersin, mata berair, demam, hidung mampet, hingga sakit tenggorokan.
Umumnya, flu akan sembuh dengan sendirinya setelah satu atau dua minggu. Namun, tak jarang juga flu yang dialami malah semakin parah dengan timbulnya batuk. Sebenarnya, batuk merupakan bentuk pertahanan diri terhadap iritasi saluran napas. Ketika terjadi iritasi, maka secara otomatis otak akan mengirimkan sinyal untuk batuk. Batuk sesekali memang normal. Namun, bila batuk terjadi selama beberapa minggu, mengeluarkan lendir berdarah atau berwarna, jangan pikir-pikir lagi, segera bawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut ya, Bu.
3. Alergi
Alergi merupakan reaksi imunitas tubuh terhadap suatu zat pencetus yang disebut alergen. Pada paparan pertama terhadap alergen, biasanya tidak akan terjadi reaksi alergi; alergen akan lebih dahulu dikenali oleh sistem imunitas tubuh untuk kemudian disimpan dalam memori. Sehingga pada paparan selanjutnya, barulah timbul reaksi alergi. Bentuk paparan terhadap alergen tersebut dapat berupa sentuhan, terhirup, maupun penyuntikan. Beberapa alergen yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
Debu tungau: suatu organisme kecil yang berkembang pada serpihan kulit manusia. Hampir 85% penderita alergi mengalami alergi terhadap debu.
Bulu binatang seperti kucing dan anjing.
Serbuk sari, terutama dari pohon atau rumput.
Gejala dari alergi bisa bermacam-macam, Bu, dari ringan hingga berat. Misalnya saja timbul ruam, bersin, gatal, batuk, serta keluhan pada mata seperti gatal, merah, dan berair. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh National Health Interview Survey pada anak berusia kurang dari 18 tahun pada tahun 2011, tercatat bahwa 4,5% anak memiliki riwayat alergi makanan (jumlahnya meningkat dibandingkan pada tahun 2000 yakni 3,5%), 10,7% anak memiliki riwayat alergi kulit (meningkat dari 7,3 % pada tahun 2000), dan 16,6% sisanya memiliki riwayat alergi pada sistem pernapasan.
4. Amandel
Amandel atau tonsil merupakan kumpulan limfa yang terdapat pada sisi kiri dan kanan rongga mulut. Sedangkan tonsilitis adalah pembengkakan atau infeksi pada tonsil atau amandel tersebut. Nah, meski amandel tidak terlalu terlihat keberadaannya, namun amandel sangat melindungi tubuh manusia dari infeksi.
Tonsilitis umumnya terjadi akibat infeksi virus maupun bakteri dan paling sering menyerang anak-anak usia pra-sekolah hingga remaja.
Timbulnya peradangan pada amandel tersebut akan menimbulkan berbagai perubahan fisik dan keluhan seperti:
Amandel bengkak dan memerah
Terdapat lapisan berwarna putih atau kuning pada amandel
Sulit atau terasa sakit saat menelan
Demam
Kelenjar getah bening yang membengkak pada leher
Suara menjadi serak
Sakit kepala
Anak yang berusia sekitar 1 tahun, mungkin belum bisa mengungkapkan sakit karena pembengkakan amandel. Akan tetapi, ibu perlu curiga bila mendapati beberapa tanda ini pada anak atau balita. Apa saja tandanya, Bu? Antara lain anak susah makan, sakit hingga menangis saat menelan, dan mengalami rewel yang luar biasa.
Ibu dapat mencegah si kecil terkena penyakit-penyakit di atas dengan cara berikut:
- Membiasakan pola hidup bersih pada si kecil (misalnya dengan rutin mencuci tangan terutama setiap akan menyantap makanan)
- Menyajikan menu makan yang sehat dan bergizi seimbang. Makanan sehat dan bergizi seimbang itu artinya harus memenuhi beberapa unsur, yaitu ada karbohidrat yang bisa didapat dari nasi, kentang, dan sebagainya; serat yang terdapat pada sayur dan buah; serta protein yang bisa ibu dapat dari telur, daging, ayam dan ikan. Ibu dapat berkreasi dengan membuat resep makanan untuk anak, misalnya dengan menyertakan minyak ikan salmon. Ikan salmon sangat bagus untuk perkembangan otak si kecil karena mengandung asam lemak omega3. Salah satu manfaat ikan salmon adalah dapat meningkatkan konsentrasi.
- Memastikan si kecil mendapatkan imunisasi sesuai jadwal pemberian.
- Ibu juga dapat menambahkan suplemen vitamin anak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian si kecil. Seperti diungkapkan dr. Nina, Kecukupan nutrisi mutlak diperlukan untuk mengawal si kecil mencapai tumbuh kembangnya yang optimal. (DV)
Ditinjau oleh: dr. Nina Amelia Gunawan, dokter umum (tim Meet Doctor)