Tentunya Ibu sering mendengar istilah malnutrisi, kan? Malnutrisi artinya kondisi gizi buruk pada anak-anak dan orang dewasa. Malnutrisi pada anak biasanya disebabkan oleh kesalahan pemberian asupan gizi pada awal masa tumbuh kembang anak.
Gizi buruk pada anak sendiri bisa kurang gizi (under nutrition) ataupun kelebihan gizi (over nutrition). Berikut penjelasannya Bu:
- Kurang Gizi (Under Nutrition)
Kurang gizi (under nutrition) disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi yang cukup untuk menunjang kesehatan tubuh. Kurang gizi bukan hanya dialami oleh anak yang kurus lo, Bu. Anak yang terlihat gemuk pun bisa saja mengalami kurang gizi.
Anak yang gemuk mengalami kurang gizi karena pola makannya yang tinggi lemak serta karbohidrat namun minim nutrisi, seperti mengkonsumsi mie instan, keripik, nasi dan junk food secara berlebihan. Kebiasaan inilah yang membuat si kecil kekurangan gizi seperti protein, vitamin, dan mineral.
Gejala-gejala pada anak yang mengalami kurang gizi ringan diantaranya: otot melemah, sering kram, rambut rapuh (kusam dan mudah dicabut), tidak mengalami atau menurunnya pertumbuhan tinggi serta berat badan, sistem kekebalan tubuh menurun, kulit kusam dan masalah pencernaan.
Sedangkan kurang gizi akut biasanya dialami oleh anak-anak kurang mampu dan menyebabkan penyakit busung lapar. Ciri-cirinya: anak terlihat sangat kurus, tatapan mata kosong, perut membuncit, wajah terlihat membengkak, tidak memiliki nafsu makan, diare dan anemia.
Di Indonesia, menurut Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar, pada tahun 2014 jumlah anak yang mengalami kurang gizi (under nutrition) meningkat dari 15% menjadi 17%. Sebagian besar dari mereka berada di bawah garis kemiskinan.
- Kelebihan Gizi (Over Nutrition)
Sama dengan kurang gizi, kelebihan gizi pun mengganggu kesehatan serta kualitas hidup si kecil lo, Bu. Anak yang mengalami kelebihan gizi ditandai dengan kelebihan berat badan atau disebut obesitas. Obesitas inilah yang memacu penyakit-penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung baik pada saat masih kecil maupun sudah dewasa nanti. Ibu pernah dengar kan kisah anak kecil yang sudah terkena penyakit serius seperti diatas?
Untuk menghindari kelebihan gizi pada anak, ibu harus memperhatikan gizi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan mereka, atau pada masa tumbuh kembang anak. Jangan sampai dengan alasan agar mudah memberi makan si kecil, ibu memberikan apapun makanan kesukaan si kecil tanpa memperhatikan asupan gizi yang seimbang.
Faktor Penyebab Malnutrisi
Ada dua faktor penyebab malnutrisi pada anak lo, Bu, di antaranya :
- Penyebab langsung. Kualitas serta jumlah makanan bergizi yang kurang, si kecil menderita penyakit infeksi atau kanker dan cacat bawaan. Anak yang mendapatkan makanan cukup baik pun jika sering terserang penyakit atau demam bisa jadi pada akhirnya mengalami gizi buruk.
- Penyebab tidak langsung. Ketersediaan makanan, gaya hidup dan ketersediaan layanan kesehatan seperti posyandu, puskesmas, atau rumah sakit. Selain itu, penyebab tidak langsung pada malnutrisi lainnya diakibatkan oleh kemiskinan dan pengetahuan serta pendidikan masyarakat yang rendah akan kesehatan.
Pencegahan Malnutrisi
- Berikan ASI eksklusif pada anak hingga usia 6 bulan. Setelahnya berikan makanan tambahan pendamping ASI sesuai dengan tingkatan umur.
- Beri variasi makanan bernutrisi yang seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineral.
- Ukur berat badan dan tinggi badan si kecil secara berkala. Ibu harus cermat mengamati pertumbuhan si kecil agar sesuai standar. Jika mengalami keanehan, jangan ragu untuk segera konsultasi pada dokter anak.
Pengobatan Malnutrisi
- Untuk gizi buruk stadium ringan segera lakukan perbaikan gizi. Sebisa mungkin ibu membuat makanan sendiri di rumah agar kebersihan serta proporsi makanan dapat diatur. Jika si kecil terserang penyakit, berikan makanan yang sesuai agar tidak berlanjut ke gizi buruk stadium sedang atau berat.
- Untuk gizi buruk stadium sedang, si kecil harus dipantau pertumbuhan berat dan tinggi badannya secara berkala. Kebutuhan energi harus sesuai standar. Jika kekurangan, dapat ditambahkan dan jika kelebihan lakukan diet dengan sehat.
- Untuk pengobatan gizi buruk stadium berat pada anak cenderung lebih kompleks karena masing penyakit harus diobati satu-persatu. Sebaiknya anak yang mengalami gizi buruk stadium berat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit untuk mendapatkan perhatian medis secara penuh.
Jika Ibu ingin mengetahui apakah si kecil cukup gizi, ibu bisa membaca artikel ini.