Anak Ibu sering mengalami diare? Diare merupakan salah satu penyakit yang hampir dialami oleh setiap anak. Seseorang dikatakan diare apabila terjadi peningkatan jumlah buang air besar atau feses yang keluar menjadi lebih encer atau cair. Penyebab diare adalah makanan yang tidak higienis, bakteri, virus, alergi makanan, intoleransi, dan adanya gangguan fungsi usus anak.
Jangan anggap sepele diare ya, Bu. Jika tidak segera ditangani diare dapat berakibat buruk bagi anak-anak. Diare termasuk dalam kelompok lima besar penyakit yang paling sering menyerang anak-anak lo, Bu. Menurut World Health Organization (WHO), diare merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak balita di seluruh dunia. Ada sekitar 800 ribu anak setiap tahun meninggal karena diare.
Diare pada anak bisa berlangsung selama beberapa hari hingga seminggu dan gejala diare adalah demam, mual, muntah, kram, dan dehidrasi. Nah, berikut adalah penjelasan mengenai penyebab diare pada anak:
1. Infeksi
Diare dapat disebabkan oleh infeksi lo, Bu. Infeksi ini berasal dari virus seperti rotavirus, bakteri salmonella, dan parasit. Selain virus, bakteri juga menjadi penyebab diare, di mana bakteri tersebut mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus dan berlangsung masuk ke dalam usus besar. Proses transit di usus yang terlalu singkat tersebut membuat usus besar tidak sempat menyerap air dan hal itulah yang menyebabkan tinja menjadi cair atau berair.
Virus merupakan penyebab diare paling umum yang terjadi pada anak. Seiring dengan BAB yang cair atau mencret, infeksi gastroenteritis (infeksi pada usus) bisa menimbulkan gejala muntah, sakit perut, sakit kelapa dan demam.
2. Keracunan makanan
Penyebab diare juga bisa dikarenakan keracunan makanan. Gejala diare yang muncul akibat keracunan makanan biasanya terjadi lebih cepat, salah satunya muntah. Jika si kecil mengalami hal ini disarankan untuk segera membawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut ya, Bu.
3. Penyebab lain diare
Selain infeksi dan keracunan makanan, diare juga disebabkan oleh hal-hal ini:
- Infeksi oleh organisme lain
- Makan makanan yang mengganggu sistem pencernaan
- Alergi terhadap makanan tertentu
- Obat-obatan
- Radiasi saat terapi
- Penyakit usus (penyakit Crohn, kolitis ulserativa)
- Malabsorpsi (di mana tubuh tidak mampu menyerap nutrisi tertentu)
- Hipertiroidisme
- Beberapa kanker
- Operasi saluran pencernaan
- Diabetes
- Diare juga dapat terjadi setelah sembelit, terutama bagi orang-orang yang memiliki sindrom iritasi usus besar.
Selama diare, biasanya anak juga mengalami dehidrasi lo, Bu. Pada diare sedang hingga berat, kehilangan cairan dapat terjadi secara signifikan. Nah, akibat dari dehidrasi bermacam-macam, di antaranya kejang, kerusakan otak, bahkan kematian. Untuk mengetahui apakah si kecil terkena dehidrasi atau tidak, Ibu bisa mengetahuinya dari beberapa gejala berikut:
- Pusing
- Mulut terasa lengket dan kering
- Urin berwarna kuning tua ataupun urin sangat sedikit
- Tidak memiliki airmata ketika menangis
- Kulit kering dan dingin
- Kekurangan energi
Pada beberapa kasus diare pada anak, umumnya diare akan berhenti dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, ada beberapa pengobatan yang bisa Ibu lakukan di rumah untuk meredakan diare pada anak ya, Bu. Di antaranya:
- Konsumsi banyak cairan, seperti air putih, kaldu dan jus setiap hari. Hindari juga mengonsumsi kafein yang biasanya terdapat pada teh dan cokelat.
- Berikan si kecil makanan rendah serat secara bertahap sehingga usus anak akan kembali normal dengan sendirinya. Misalnya saja crackers, roti panggang, telur, nasi atau ayam.
- Hindari makanan tertentu seperti produk susu, makanan yang banyak mengandung lemak, atau makanan yang tinggi serat.
- Ibu juga bisa memberikan obat diare yang beredar di pasaran, seperti loperamide (Imodium AD).
- Memberi makanan yang mengandung probiotik
- Probiotik mengandung bakteri sehat yang bisa kita temui di dalam sistem pencernaan. Probiotik sendiri dapat meningkatkan jumlah bakteri baik dan melawan kuman atau bakteri yang terdapat pada pencernaan anak. Beberapa jenis probiotik baik yang dapat meredakan diare adalah yogurt dan keju.
- Diet BRAT
- Diet BRAT merupakan kepanjangan dari banana, rice, applesauce, and toast. Diet BRAT sangat direkomendasikan oleh American Acaemy of Pediatric untuk mengatasi diare pada anak. Diet BRAT sendiri terdiri dari pisang, nasi, pure apel, dan roti panggang polos (tanpa selai atau mentega). Diet BRAT disarankan karena diet jenis ini mempunyai rasa yang hambar dan tidak akan mengganggu perut anak selama diare berlangsung.
- Tidak hanya itu, kandungan potassium pada pisang berguna untuk penderita diare, di mana potassium dapat menggantikan elektrolit yang hilang selama diare terjadi. Jadi, si kecilpun tidak akan merasa lemas karena diare.
- Hindari jus buah
- Bagi anak yang sedang mengalami diare disarankan untuk menghindari mengonsumsi jus buah atau beberapa minuman dan makanan manis lainnya.
Selain melakukan pengobatan di atas, Ibu pun harus tetap waspada dengan diare yang anak alami. Pasalnya, jika dalam beberapa hari diare tak kunjung berkurang maka segera bawa si kecil ke dokter untuk menghindari gejala diare yang lebih berbahaya lagi.
Lebih baik mencegah daripada mengobati ya, Bu. Untuk menghindari diare pada si kecil, Ibu bisa melakukan beberapa hal berikut:
- Siapkan makanan bergizi untuk anak dengan menu makanan sehat untuk bekal sekolah mereka
- Lakukan hidup sehat, misalnya dengan rajin mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan sabun dan air mengalir
- Jika Ibu tidak sempat memasak untuk si kecil, carilah tempat makan yang bersih dan sehat untuk si kecil dengan menu makanan yang bergizi tentunya. Hindari mengonsumsi junk food ya, Bu.
- Simpan makanan di tempat yang aman dan bersih
Beberapa cara di atas diharapkan dapat membantu Ibu dalam mencegah diare pada si kecil, ya.
Ditinjau oleh: dr. Aria Wibowo, dokter umum (tim meet doctor)