Tahukah Ibu, permainan tradisional mempunyai banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak? Selain menyenangkan, permainan tradisional dapat melatih kecerdasan intelektual, logika, emosi dan kinetik si kecil lo, Bu.
Permainan tradisional juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan pada si kecil mulai dari nilai sosial, budaya, agama, dan bahasa. Di antara berbagai permainan tradisional di Indonesia, berikut beberapa permainan yang cukup populer dan baik bagi perkembangan kecerdasan anak:
- Ular Naga
Permainan ini dapat dimainkan oleh 5 hingga 10 anak. Cara bermainnya, anak-anak berbaris saling berpegang pundak, anak dalam barisan terdepan disebut induk sedangkan paling belakang disebut buntut.
Dua anak yang tertinggi berperan sebagai gerbang. Mereka berdiri berhadapan, berpegangan tangan di atas kepala, seolah-olah membentuk gerbang. Barisan akan bergerak melingkari gerbang sembari menyanyikan lagu. Ketika lagu habis, gerbang berusaha menangkap si buntut.
Jika sudah tertangkap, anak yang ditangkap disuruh memilih dua pilihan untuk ditaruh di belakang gerbang. Permainan terus berlanjut hingga sang induk tidak lagi memiliki buntut.
Permainan ular naga ini mampu menstimulasi tumbuh kembang anak. Si kecil dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal/sosial dengan belajar tentang kerja sama, tanggung jawab serta melatih kemampuan otaknya untuk berkonsentrasi. Anak yang berperan sebagai induk berusaha sekuat tenaga melindungi buntutnya, sedangkan yang berperan sebagai gerbang berusaha secekatan mungkin menangkap si buntut.
- Engklek
Permainan ini dimainkan oleh 2 hingga 8 anak. Biasanya dimulai dengan membuat pola kotak-kotak di tanah. Setiap anak memiliki satu batu kecil yang disebut gacuk.
Gacuk dilemparkan ke dalam kotak sebagai tanda titik henti pertama. Pemain tidak boleh menginjak kotak yang dimasuki gacuk ataupun garis-garis kotak.
Pemain harus melompati dan mengelilingi kotak kosong menggunakan satu kaki. Pemain yang berhasil menyelesaikan putaran pertama berhak menaruh gacuk-nya di salah satu kotak yang disebut sawah, di kotak ini pemain bersangkutan boleh menginjakkan kedua kaki, sedangkan pemain lainnya tidak boleh menginjak sama sekali. Pemain yang memiliki sawah atau kotak terbanyak dinyatakan sebagai pemenang.
Permainan engklek ini mampu menstimulasi perkembangan kecerdasan kinetik anak karena si kecil diharuskan melompat-lompat hanya menggunakan satu kaki. Aktivitas ini juga membantu menyeimbangkan fisik si kecil, membakar kalori dan menstimulasi proses metabolisme tubuh.
- Benteng
Permainan ini dimainkan oleh dua regu. Sebelumnya setiap anak sudah menentukan satu tiang atau pilar yang disebut benteng. Kedua regu saling menyerang dengan melemparkan bola. Bagi tim yang berhasil menghindar dari lemparan bola dan menyentuh benteng dianggap sebagai pemenang.
Permainan ini menstimulasi perkembangan kecerdasan interpersonal anak karena si kecil dan regunya bekerjasama dan saling melindungi dari serangan lawan.
- Petak Umpet
Jenis permainan ini tentu sudah populer di masyarakat. Di samping dengan teman sebayanya, Ibu juga bisa turut bermain dengan si kecil. Permainan ini minimal diikuti oleh dua orang, bisa dimainkan di dalam rumah maupun di taman bermain.
Cara memainkannya, pertama menentukan seorang gawang jaga. Gawang jaga diharuskan menutup mata hingga hitungan ke-10. Selagi gawang jaga berhitung pemain lainnya berlari dan bersembunyi.
Jika gawang jaga menyerah menemukan pemain yang bersembunyi, maka ia dianggap kalah. Sedangkan jika gawang jaga berhasil menemukan pemain, maka posisi gawang jaga digantikan pemain tersebut.
Permainan ini mampu menstimulasi perkembangan kecerdasan logika anak, karena si kecil berusaha untuk menyusun strategi bersembunyi agar tidak ditemukan oleh si gawang jaga.
Ajak si kecil mencoba yuk, Bu!