Bukan hanya belajar, bermain juga dapat membuat anak cerdas di masa tumbuh kembang anak lo, Bu. Sepuluh tahun pertama dalam kehidupan si kecil, disebut sebagai window of opportunity atau jendela kesempatan. Apa saja yang terjadi selama sepuluh tahun pertama kehidupan si kecil adalah penentu perkembangan otak si kecil ke depannya. Di masa inilah, saraf-saraf otak tengah mematangkan diri dan membentuk jaringan, yang akan menjadi penunjang si kecil menjadi anak cerdas.
Salah satu hal yang dapat meningkatkan kecerdasan si kecil adalah bermain. Jadi anggapan orang tua bahwa bermain adalah kegiatan yang tak banyak gunanya untuk si kecil adalah tidak benar. Dengan bermain, si kecil belajar untuk memecahkan masalah, berpikir konstruktif dan sebagainya. Jadi dengan pola dan metode permainan yang tepat, si kecil justru dapat belajar banyak hal yang dapat membuatnya menjadi anak pintar, kata dr. Tri Ari Wibowo dari meetdoctor.com.
Hal ini senada dengan pendapat dr. Alloway dari Stirling University, Inggris. Menurutnya, memang benar belajar diperlukan di usia-usia keemasan si kecil. Namun, permainan berupa olah fisik hingga permainan visual video game juga dapat menjadi cara meningkatkan kecerdasan otak si kecil lo, Bu. Menurut dr. Alloway, salah satu bentuk permainan seperti bermain video game, terutama yang memiliki stimulasi ingatan dapat memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kemampuan memori hingga berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja, sih, permainan yang dapat meningkatkan kecerdasan anak?
1. Bermain alat musik
Penelitian telah membuktikan, bahwa memainkan musik dan belajar mengenai musik dapat membantu si kecil menjadi anak yang cerdas. Anak yang pintar bermain musik terbukti memiliki kemampuan akademik yang baik, karena musik bisa menstimulasi otak si kecil. Cobalah mendaftarkan si kecil ke kelas pemula untuk belajar piano dan latih kepekaannya akan suara sejak dini, dengan mainan-mainan yang menstimulasi indera pendengarannya.
2. Bermain video game
Meski sering menjadi momok orangtua, namun video game justru berperan membantu si kecil belajar berbagai keterampilan, seperti koordinasi mata dengan tangan, kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, memprediksi secara akurat, melatih diri berpikir cepat dan bereaksi, melatih daya ingat, persepsi ruang serta menganalisa pengambilan tindakan dan penilaian situasi secara menyeluruh.
Meski disinyalir baik untuk kecerdasan anak, bermain video game secara berlebihan juga dapat menjadi bumerang bagi anak dan malah menumpulkan kecerdasan otak. Dengan mengalokasikan waktu yang dipatuhi oleh anak maksimal 45 menit sehari dan memberikan ide aktivitas lainnya saat anak tidak bermain video game, maka video game bisa membuat anak cerdas.
3. Banyak bermain, sedikit menonton televisi
Terutama bagi si kecil yang berusia di bawah dua tahun, televisi sama sekali tidak mendidik karena tidak adanya interaksi yang memungkinkan untuk dijalani si kecil. Si kecil cenderung akan mengambil peran pasif dan terus menonton tanpa ada peran aktif. Batasi waktu menonton televisi pada si kecil yang berusia lebih dari dua tahun selama 10-11 jam per minggu, agar dapat melatih kemampuan bersosialisasinya dan agar fokus mengerjakan pekerjaan rumahnya.
4. Bermain tanpa batasan di waktu-waktu tertentu
Izinkan si kecil bermain sesuai keinginannya di luar jam belajar selama jenis permainannya dapat mendidik si kecil. Biarkan ia menggunakan imajinasinya tanpa pengawasan ketat Ibu. Orangtua yang terlalu mengekang dapat menimbulkan masalah psikologis ke depannya. Membiarkan si kecil bebas bermain, dapat membantu si kecil mengembangkan kemampuan berpikir dan sosialnya, serta menciptakan pribadi yang lebih bahagia dan sehat, baik secara fisik maupun mental dan juga meningkatkan kecerdasan otak si kecil.
5. Permainan olah fisik
Ajak si kecil bermain tangkap bola, kejar-kejaran, senam lantai, loncat trampolin maupun permainan fisik lainnya yang membuat ia bergerak dan berolahraga. Tubuh dan fisik yang sehat dan kuat telah terbukti meningkatkan level kecerdasan si kecil. Pada anak yang masih mengalami pertumbuhan kecerdasan terutama di usia emas 1 hingga 3 tahun, hal ini dapat membantu pertumbuhan otak secara maksimal. Lakukan latihan olah fisik dengan menyelipkan permainan yang mengharuskan si kecil berkeringat selama 20 menit untuk memaksimalkan otot-otot dan menstimulasi fisik setiap harinya agar anak cerdas secara fisik dan mental.
6. Membaca dan bermain
Permainan mengenal huruf atau aktivitas belajar membaca yang menyenangkan tak hanya akan menambah pengetahuan si kecil tapi juga mengasah kemampuannya menulis serta mengenali angka secara lebih cepat. Jika si kecil belum bisa diajari membaca, bacakan padanya buku anak-anak.Biarkan si kecil mengenal dengan membuka selebar-lebarnya akses padabacaan-bacaan yang mendidik sejak dini.
7. Permainan bahasa asing
Bermain sambil belajar bahasa baru dengan kartu-kartu permainan atau games berbahasa asing dapat membantu si kecil yang berusia di bawah usia puber di bawah 12 tahun belajar bahasa lain lebih cepat. Kemampuan otak di masa usia keemasan dari usia 1-3 tahun, otak si kecil akan lebih mudah menyerap bahasa baru dengan kemampuan logat dan pengejaan yang mendekati penutur aslinya. Selain itu, menguasai lebih dari satu bahasa membuktikan anak mampu lebih fokus dan punya ketahanan di bawah tekanan mental.
The Fruit Game: Permainan Asah Otak Anak
Salah satu permainan yang patut dicoba adalah permainan berikut yang mengombinasikan berbagai cara belajar menjadi satu permainan. Permainan ini dikenal dengan sebutan The Fruit Game atau game buah-buahan dan diperuntukkan bagi si kecil yang berusia balita.
The Fruit Game akan menstimulasi balita untuk tidak hanya berhenti menangis, menghilangkan rasa bosan, memicu rasa ingin tahunya, serta bisa menjadi nutrisi otak si kecil. Permainan ini pun dapat dimainkan di mana saja, saat sedang berjalan-jalan, sedang mandi dan sebelum tidur. Permainan ini menggunakan delapan pembelajaran intelegensia untuk mengembangkan kemampuan baru dan memecahkan masalah, mulai dari matematika logis, bahasa, kemampuan spatial, musik, kinetik atau kecerdasan gerak, kecerdasan interpersonal, intrapersonal dan natural. Wah, seperti apa ya? Coba langkah-langkah berikut, Bu :
1. Pertama-tama ibu dapat menjelaskan satu jenis buah, seperti buah apel dan minta anak untuk menebak apakah buah yang dimaksud. Jika si kecil tidak dapat menebak, cobalah memberikan deskripsi yang lebih lanjut pada buah yang dimakan tersebut sampai ia dapat menebaknya. Dengan membayangkan buah yang dimaksud, kecerdasan bahasa dan kemampuan si kecil dapat terstimulasi lo, Bu.
2. Setelah ia menebaknya, ajak si kecil untuk menyanyikan lagu pendek mengenai buah apel. Kalau yang ini, dapat menstimulasi kecerdasan musiknya.
3. Kemudian, sodorkan tangan ke arah si kecil dan ajak dirinya membayangkan keberadaan apel di tangan kosong Ibu, tentukan jumlahnya. Tanyakan pada si kecil berapa jumlah apel yang Ibu pegang di kedua tangan Ibu. Tanpa disadari, cara ini dapat melatih intelegensi matematis si kecil.
4. Setelah itu, minta si kecil mendeskripsikan bentuk apel dengan tangan atau dengan gerakan tubuh. Minta si kecil mengeja kata per kata dengan gerakan jari di udara, Nah, dengan ini kecerdasan kinetik si kecil dapat terasah.
5. Terakhir, Ibu dapat melatih empati dan kepedulian si kecil dengan menanyakan apa yang akan dilakukannya jika ada temannya yang lapar dan dirinya mempunyai apel yang tidak dimakan.
Seru kan permainannya, Bu? Selain melalui ragam saran permainan di atas, ada pula aktivitas harian yang dapat membantu si kecil menjadi lebih cerdas. Di antaranya, dengan membangun kebiasaan tidur lebih awal pada si kecil untuk tidur selama 11 jam atau 10 jam. Tidur lebih awal dapat mengembangkan prestasi akademik bidang bahasa, matematika dan membaca yang lebih baik.
Bangun juga kebiasaan memuji si kecil ya, Bu, bukan atas kecerdasannya, namun atas usahanya untuk melakukan yang terbaik dan menyelesaikan tugasnya. Hindari memuji kecerdasan si kecil, karena hal ini dapat membangun persepsi yang salah sehingga si kecil akan takut gagal. Terakhir, pastikan kebutuhan vitamin otak si kecil. Salah satunya membiasakan sarapan pagi, dengan makanan yang kaya glukosa, zat besi, vitamin A dan B, zinc dan asam folat untuk membantu memori dan fokus si kecil, seperti sereal atau roti gandum dengan buah-buahan yang dipotong kecil-kecil. (PA)
Ditinjau oleh: dr. Tri Ari Wibowo, dokter umum (tim Meet Doctor)