Mendidik anak mandiri, tentunya harus dilakukan sejak dini ya, Bu. Seorang anak yang tidak pernah dilatih mandiri sejak kecil, dalam tumbuh kembang selanjutnya dia akan selalu mengandalkan orang lain. Mau makan panggil Ibu, membereskan mainan, Ibu yang ia andalkan. Padahal seorang anak harus tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Misalnya saja, anak yang berusia empat tahun sudah harus bisa membereskan mainannya sendiri.
Seorang anak mengalami tumbuh kembang dari fase bayi, batita, balita, anak-anak dan seterusnya. Dalam fase-fase usia itu, ketergantungan si kecil terhadap Ibu diharapkan sedikit demi sedikit bisa berkurang. Ketika masih bayi, peran Ibu sudah pasti sangat besar. Namun, seiring dengan bertambahnya usia si kecil, sebisa mungkin, sedikit demi sedikit orang tua mengurangi perannya.
Hal tersebut dilakukan untuk melatih si kecil supaya dapat menyelesaikan tugasnya dengan kemampuan diri sendiri, atau mandiri. Mendidik si kecil untuk mandiri dan bertanggung jawab sejak dini adalah hal yang sangat baik untuk pertumbuhannya. Selain dapat membentuk si kecil menjadi pribadi yang mandiri, tidak selalu mengandalkan orangtua, mendidik sesuai dengan proses tumbuh kembang anak juga akan menjadikannya anak yang dapat menyelesaikan masalah.
Akan tetapi, beberapa orangtua terkadang tidak tahu bagaimana cara untuk mendidik anak menjadi mandiri. Akibatnya, si kecil menjadi anak yang manja, malas, dan selalu mengandalkan bantuan orangtua dan orang lain. Bila dibiarkan, hal ini tentunya tidak baik untuk tumbuh kembang si kecil ke depannya, kan, Bu?
Lalu bagaimana caranya mendidik si kecil agar mandiri?
Untuk mendidik si kecil menjadi mandiri, Ibu dapat mempraktikkan beberapa tips berikut, ya:
- Lakukan secara perlahan
Cepat atau lambat Ibu harus bisa membuat si kecil mandiri. Kemandirian yang ditanamkan sejak balita akan terbawa hingga ia besar lo, Bu. Namun, proses pembelajaran tersebut haruslah dilakukan secara perlahan ya, Bu. Dengan cara ini, diharapkan si kecil lebih mudah beradaptasi dan akan terus mengingatnya hingga ia besar. Akan berbeda hasilnya jika Ibu mengajarkannya dengan cepat atau terburu-buru, si kecil biasanya akan acuh pada perubahan yang Ibu ajarkan.
Untuk anak berusia sekitar dua tahun, ada baiknya Ibu melatih kemandiriannya mulai dari melakukan tugas yang sederhana terlebih dahulu. Ibu dapat mendidik anak untuk mengenakan pakaiannya sendiri, makan sendiri, ataupun merapikan mainan setelah selesai bermain. Perhatikan saat si kecil melakukannya, namun jangan terburu-buru untuk membantu ya, Bu.
- Ajarkan si kecil menyuarakan pendapatnya
Pada balita atau anak-anak, menyuarakan pendapat terkadang jadi hal yang sulit, karena pada usia tersebut mereka biasanya masih takut untuk mengatakan keinginan mereka. Dalam kondisi ini, Ibu dapat membantu si kecil untuk bisa menyuarakan pendapat atau pun keinginannya.
Misalnya saja, Ibu meminta si kecil untuk membereskan piring dan gelas setelah selesai makan namun si kecil menolak. Jika ini terjadi, jangan langsung memarahinya ya, Bu. Dengarkan apa alasannya serta beri pengertian pada si kecil dengan nada rendah, sehingga si kecil pun akan mengerti dan melakukan apa yang harus ia lakukan.
- Beri pujian
Bahkan jika hasilnya tak memuaskan atau jauh dari benar, Ibu harus menghargai upaya yang telah dilakukan si kecil dan mendorongnya untuk terus mencoba. Masa anak-anak biasanya merupakan masa yang tidak akan mereka lupakan dalam hal mempelajari hal kecil dan hal baru, misalnya saja memakai kaus kaki sendiri, menuangkan minum sendiri, atau makan sendiri. Ibu pun jangan lupa untuk memperhatikan kemajuan yang si kecil capai, dan berikan apresiasi atas keberhasilan si kecil ya, Bu.
Tapi Ibu jangan selalu memberikan pujian apa yang telah mereka capai, ya, karena hal tersebut bisa menjadi bumerang untuk Ibu dan si kecil. Seperti yang dikatakan oleh dr. Nina Amelia Gunawan dari meetdoctor.com, meskipun pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri si kecil, namun pemberian pujian yang berlebihan justru akan menurunkan kreativitas anak.
Anak yang terlalu banyak dilimpahi pujian akan cenderung bertahan dalam zona nyamannya dan tidak berani mengeksplorasi lebih karena takut akan dianggap menurun prestasinya, ujar dr. Nina. Hal tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembang anak ke depannya. Oleh sebab itu, pujian yang diberikan haruslah bersifat jujur. Hal ini berarti berikan pujian jika memang usaha si kecil memuaskan. Namun tetap berikan dorongan bila si kecil belum dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Keberhasilan si kecil tidak seharusnya dinilai berdasarkan hasil akhir yang diperoleh (goal oriented), melainkan lebih kepada proses ataupun usaha yang dilakukan untuk menyelesaikannya (process oriented) ya, Bu.
- Berikan si kecil pilihan
Tahapan terbesar dalam pelatihan kemandirian adalah jika si kecil mampu menentukan keputusannya sendiri. Nah, Ibu dapat membiarkan si kecil untuk memilih apa yang ia suka. Namun, Ibu tetap memegang kendali dan mengarahkan anak untuk tetap berada pada jalur yang benar. Misalnya saja, Ibu meminta si kecil memilih makan siangnya, apakah sayur atau ikan. Hal kecil seperti itu akan membentuknya menjadi pribadi yang punya sikap. Latihan-latihan kecil ini berpengaruh cukup besar terhadap tumbuh kembang balita.
- Jangan terlalu cepat memberi bantuan
Selain membiarkan si kecil melakukan sesuatu sendiri, Ibu pun harus menahan diri dalam menawarkan bantuan, lo. Jika Ibu melihat si kecil masih bisa melakukan hal tersebut sendiri, jangan dibantu. Misalnya saat si kecil kesulitan dalam mengikat tali sepatu, menuangkan minumannya sendiri, atau memakai baju di pagi hari. Ibu bisa memberikan waktu selama kurang lebih 15 menit. Jika dalam waktu tersebut anak masih belum bisa melakukan hal tersebut, Ibu bisa turun tangan. Dengan begitu si kecil akan belajar dan tumbuh kembang balita akan berjalan sesuai yang Ibu harapkan.
- Sediakan kebutuhan si kecil di tempat yang terjangkau
Jika ingin mendidik anak menjadi mandiri, pastikan untuk meletakkan semua peralatan anak di tempat yang mudah dijangkau. Misalnya saja, mangkuk, piring makan, atau gelas di taruh pada tempat yang mudah dijangkau oleh si kecil.
Dengan begitu, Ibu akan lebih mudah mendidik si kecil untuk mengambil keperluannya sendiri tanpa mengandalkan bantuan orang lain. Selain itu, anak akan mulai terbiasa dengan apa yang sudah ia lakukan dan melakukan semua keperluannya tanpa bantuan orang lain.
- Memberikan pengarahan jika dibutuhkan
Beberapa orangtua cenderung meminta anak melakukan sesuatu tanpa memberikan arahan, dan hanya menerima hasilnya saja. Nah, hal tersebut dapat membuat si kecil kehilangan kesempatan dalam mengeksplorasi dirinya sendiri, dan hal tersebut dapat berpengaruh juga pada tumbuh kembang balita. Pastikan Ibu memberikan saran atau bantuan tentang cara untuk menyelesaikan tugas atau menawarkan bantuan jika si kecil mulai kesulitan, jangan melepasnya begitu saja setelah memberikan perintah ya, Bu.
- Evaluasi positif dan negatifnya
Jangan hanya selalu melihat kesalahan atau kegagalan si kecil saja, namun evaluasi pula apa yang sudah anak capai dari melatih kemandiriannya. Jangan sampai kegagalan membuat si kecil takut untuk memulai lagi atau mencoba hal baru. Karena mencoba dan mencoba lagi adalah suatu proses tumbuh kembang yang harus ia jalani. Anak jadi belajar bahwa kegagalan adalah bagian dari kehidupan. Ia tidak boleh merasa putus asa. Lalu, ajak anak berbicara tentang kegagalannya dan berikan saran bagaimana mencapai keberhasilan yang ia inginkan.
Memberikan evaluasi positif dan tidak bosan-bosannya memberikan pelatihan kemandirian akan membantu si kecil untuk lebih menikmati proses belajar itu sendiri dan menemukan minat utamanya kelak, ujar dr. Nina.
Ditinjau oleh: dr. Nina Amelia Gunawan, dokter umum (tim Meet Doctor)