Perkembangan motorik kasar dan motorik halus merupakan bagian penting
dari tumbuh kembang anak. Tahap perkembangan ini adalah proses perkembangan
kemampuan gerak anak seiring dengan semakin matangnya saraf dan otot anak.
Tahapan dimulai dari hal sederhana seperti belajar memegang benda hingga
kemampuan yang lebih kompleks seperti berjalan, melompat, serta menulis. Apa
beda dan fungsi perkembangan motorik kasar dan halus pada anak? Lalu stimulasi
seperti apa yang bisa Ibu berikan pada si kecil untuk merangsang perkembangan
motorik kasar dan halus si kecil?
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR
Kemampuan motorik kasar meliputi kemampuan fisik dalam melakukan gerakan
yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi anggota tubuh, misalnya merangkak,
berjalan, melompat, dll. Kemampuan yang membutuhkan koordinasi antara mata dan
tangan seperti melempar dan menangkap juga termasuk dalam kemampuan motorik
kasar.
Kemampuan motorik kasar yang pertama kali dimiliki anak adalah kemampuan
untuk tengkurap sendiri, yang biasanya terjadi saat bayi berusia 3-7 bulan.
Selanjutnya, saat anak mencapai usia balita, perkembangan motorik kasar
biasanya terjadi dengan pesat, sejalan dengan meningkatnya kemampuan otak anak
untuk mengkoordinasikan antara apa yang dia inginkan dengan apa yang dapat dia
lakukan. Fisik anak seperti tulang dan ototnya juga semakin kuat, sehingga
mendukung meningkatnya kemampuan motorik kasarnya.
Kemampuan motorik kasar berpengaruh penting pada kemampuan anak dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, anak membutuhkan kemampuan motorik kasar untuk
bisa memakai celana sendiri, sehingga dia bisa berdiri dengan satu kaki tanpa
jatuh saat memakai celana. Kemampuan motorik kasar juga berpengaruh pada
perkembangan kemampuan motorik halus. Misalnya, kemampuan anak untuk duduk
tegak sangat penting agar anak bisa belajar menulis. Itulah sebabnya
perkembangan motorik kasar yang baik sangat penting bagi tumbuh kembang anak.
Cara terbaik untuk merangsang pertumbuhan motorik kasar anak adalah
mengajak anak melakukan berbagai kegiatan fisik yang melatih tubuhnya untuk
bergerak, melatih koordinasi dan keseimbangan, melatih kekuatan tubuh, dll. Hal
ini bisa dilakukan dengan berbagai hal sederhana, di antaranya:
- Bermain jingkat. Permainan ini melatih
anak untuk melompat dengan satu kaki dan melempar benda ke dalam target
tertentu. Keseimbangan, koordinasi tubuh, dan koordinasi mata dan tangan anak
dilatih dalam permainan ini. - Bermain lempar & tangkap bola.
Mulailah dengan bola berukuran yang besar. Setelah anak sudah terbiasa dan
mahir, ganti bola dengan ukuran yang lebih kecil. - Bermain di taman bermain. Taman bermain
memiliki berbagai permainan seperti ayunan, perosotan, jembatan rantai, hingga
berbagai macam panjatan. Sangat tepat untuk melatih motorik kasar si kecil. - Berenang. Saat berenang, si kecil dapat
menggerakkan seluruh badannya. Latihan ini sangat baik untuk melatih motorik
kasar anak.
Pada dasarnya, setiap anak mengembangkan kemampuan motorik kasarnya
dengan kecepatan yang berbeda-beda. Misalnya, ada anak yang sudah bisa berjalan
pada usia 9 bulan, tapi ada pula yang baru bisa berjalan pada usia 17 bulan.
Ibu tak perlu terlalu khawatir kalau perkembangan motorik kasar si kecil tidak
secepat anak-anak lain seusianya. Tapi ada beberapa ciri yang perlu jadi
perhatian Ibu sebagai tanda bahwa si kecil mengalami masalah dalam perkembangan
motorik kasarnya, di antaranya:
- Anak cenderung menghindari aktivitas
fisik dan tidak kuat melakukan aktivitas fisik dalam waktu lama. - Tidak bisa menjaga postur tegak saat
duduk - Kehilangan kemampuan yang tadinya sudah
dia kuasai bila dia tidak melatihnya terus menerus. - Tidak bisa mengikuti instruksi saat
melakukan aktivitas fisik. - Anak memiliki gerakan yang kaku
Kalau Ibu merasa si kecil memiliki masalah dalam perkembangan motorik
kasarnya, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter anak, sehingga masalah
bisa segera diatasi dan tidak mengganggu tumbuh kembang anak dalam jangka
panjang.
PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS
Berlawanan dengan kemampuan motorik kasar, kemampuan motorik halus
adalah kemampuan untuk melakukan gerakan yang melibatkan otot kecil dan
koordinasi mata-tangan. Kemampuan motorik halus diperlukan dalam berbagai
kemampuan jangka panjang yang dibutuhkan anak untuk hidup mandiri maupun dalam
proses belajar, seperti menulis, memasang kancing, makan sendiri, menggosok
gigi, dll. Kurang baiknya kemampuan motorik halus anak bisa mengakibatkan
masalah pada rasa percaya diri anak serta terhambatnya tumbuh kembang anak
secara optimal.
Perkembangan kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh beberapa faktor,
di antaranya adalah faktor lingkungan dan stimulasi yang didapat oleh anak.
Kemampuan motorik halus juga secara langsung dipengaruhi oleh persepsi visual
anak, yaitu kemampuan melihat dan menginterpretasikan suatu benda. Dan yang
paling penting, perkembangan kemampuan motorik halus anak dipengaruhi oleh
perkembangan dan kemampuan kognitif anak.
Sebagian besar kemampuan motorik halus anak akan terlihat setelah dia
memasuki usia balita, dimulai dari kemampuan sederhana yang dia pelajari saat
masih bayi, misalnya kemampuan untuk memegang benda, mengambil benda dengan
jemarinya, melempar, dll. Stimulasi kemampuan motorik halus juga bisa Ibu
berikan sejak si kecil masih bayi dengan beberapa cara sederhana, di antaranya:
1. Kenalkan anak dengan berbagai tekstur dan
bentuk melalui mainannya
Mainan anak edukatif yang sesuai dengan usia anak mempunyai manfaat
penting bagi perkembangan motorik anak. Yang penting bukan harganya, tapi apa
yang dilatih mainan tersebut pada anak. Balok mainan, lilin mainan, puzzle, dan
bermacam mainan lain dengan bentuk dan tekstur membantu melatih kemampuan
motorik halus anak dengan cara yang berbeda-beda.
2. Dorong kreativitas anak
Saat masih balita, si kecil mungkin memang belum bisa menulis. Tapi Ibu
bisa mencoba memberikan krayon atau pensil warna pada anak, sehingga anak didorong
untuk melatih kemampuan motorik halus yang dia pelajari saat memegang krayon
atau pensil.
Seperti kemampuan motorik kasar, kemampuan motorik halus setiap anak
berkembang dengan cara dan kecepatan yang berbeda-beda. Apalagi kemampuan
motorik halus merupakan kemampuan yang memerlukan proses belajar dan berlatih
sebelum si kecil benar-benar menguasai kemampuan tersebut. Tapi bila si kecil
selalu menghindari atau tidak tertarik untuk melakukan aktivitas yang berkaitan
dengan kemampuan jemarinya, misalnya menulis, menempel, menggambar, dan bahkan
tidak mau memakai baju atau menggosok gigi sendiri, Ibu harus waspada akan
indikasi masalah pada kemampuan motorik halus anak. Untuk memastikannya, Ibu
bisa berkonsultasi pada dokter anak.
GADGET DAN KEMAMPUAN
MOTORIK ANAK
Belakangan ini, Ibu mungkin mendengar dampak negatif penggunaan gadget
pada tumbuh kembang anak. Tapi, beberapa penelitian ternyata menyatakan bahwa
gadget punya pengaruh positif pada kemampuan motorik anak. Menurut penelitian
yang diterbitkan di Frontiers in Psychology, penggunaan layar sentuh pada
gadget memiliki korelasi positif pada kemampuan motorik halus pada balita. Pada
balita usia 19-36 bulan, para peneliti menemukan bahwa umur ketika anak pertama
kali menggunakan layar sentuh berkorelasi positif dengan umur saat anak pertama
kali mampu menyusun balok, kemampuan yang menjadi indikasi kemampuan motorik
halus anak.
Memang belum ada penelitian lain yang memastikan
bahwa penggunaan layar sentuh akan meningkatkan kemampuan motorik anak. Tapi
penelitian ini menunjukkan bahwa mungkin gadget tidak melulu berdampak negatif
pada tumbuh kembang anak. Namun tentu saja, bukan berarti anak harus dibiarkan
main gadget seharian. Stimulasi yang diberikan orangtua dan lingkungan secara
langsung kepada anak dalam bentuk aktivitas yang edukatif tentu lebih
bermanfaat positif pada anak, karena tidak hanya membantu perkembangan
kemampuan motorik kasar dan halus pada anak, tapi juga aspek lain dalam tumbuh
kembang anak.