Tahukah Ibu, bahwa terdapat 50-100 juta kasus demam berdarah setiap tahunnya dan 22.000 di antaranya berujung kematian? Wah, ternyata berbahaya ya. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Benua Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Terhitung sejak tahun 1968 (pertama kali ditemukannya kasus demam berdarah di Surabaya) hingga 2009, WHO juga mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Berapa banyak penderita demam berdarah di Indonesia? Menurut data Kementerian Kesehatan, sepanjang tahun 2014 terdapat 71.668 kasus demam berdarah dengue (DBD) di 34 propinsi. Dari jumlah itu, 641 di antaranya meninggal dunia. Biasanya demam berdarah pada anak terjadi karena daya tahan tubuh rendah.
Apa penyebab demam berdarah ya, Bu? Demam berdarah disebabkan infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk. Demam berdarah disebabkan oleh infeksi Virus Dengue tipe 1-4. Infeksi berulang akan meningkatkan risiko penderitanya untuk mengalami komplikasi seperti perdarahan dan syok yang dapat berujung pada kematian lo, Bu.
Nyamuk Aedes aegypti, si pembawa virus ini, seringkali menggunakan genangan air sebagai habitat perkembangbiakannya, dan paling aktif menggigit pada pagi dan sore hari. Hati-hati, Bu, nyamuk ini suka berada di tempat yang gelap.
Lalu, bagaimana dengan demam berdarah pada anak? Gejala demam berdarah pada anak tidak selalu muncul dengan jelas, Bu. Bahkan seringkali tidak menunjukkan gejala tertentu. Beberapa anak memiliki gejala ringan yang bisa muncul kapan saja, yang umumnya timbul 4-7 hari setelah gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi. Gejala demam berdarah biasanya berlangsung selama selama 3-10 hari. Karena itu, Ibu sebaiknya peka melihat tanda-tanda demam berdarah pada anak.
Adapun gejala demam berdarah pada anak meliputi:
- Demam tinggi selama 2-7 hari, dengan siklus pelana kuda (awalnya demam tinggi kemudian demam turun, padahal belum sembuh)
- Nyeri kepala hebat
- Nyeri pada bagian belakang bola mata
- Nyeri sendi
- Bintik kemerahan pada kulit
- Perdarahan spontan (misalnya berupa gigi atau gusi berdarah)
- Ruam ringan pada kulit anak
Secara umum, manifestasi yang timbul akibat infeksi Dengue berbanding lurus dengan usia penderitanya; semakin muda usia penderita, maka semakin ringan pula keluhan yang dialami, kata dr. Nina Amelia Gunawan dari meetdoctor.com. Gejala demam berdarah pada balita dan anak, umumnya ringan, terutama bagi mereka yang baru pertama kali terinfeksi virus ini. Sedangkan bagi anak yang usianya lebih tua, orang dewasa dan mereka yang pernah terinfeksi sebelumnya, akan mengalami gejala dari yang sedang sampai berat.
Pada anak yang mengalami demam berdarah berat atau dengue shock syndrome akan mengalami gejala demam berdarah seperti di atas selama 2-7 hari. Akan tetapi setelah demamnya reda, gejala lain malah memburuk, nyeri perut dan muntah, perdarahan gusi atau mimisan, muntah darah, BAB hitam. Selain itu, Bu, anak juga menjadi rewel atau selalu mengantuk, sulit bernapas, serta kulit yang terlihat pucat dan teraba dingin. Ibu harus waspada, ya, bila anak mengalami keluhan-keluhan tersebut, karena merupakan tanda bahaya infeksi Dengue. Bila tidak segera ditolong, anak akan mengalami dehidrasi, perdarahan berat, dan tekanan darah menurun dengan cepat (syok). Syok yang tidak teratasi bisa mengakibatkan kematian lo, Bu. Karena itu, jangan sepelekan gejala demam berdarah pada anak.
Jika anak terkena demam berdarah, segera periksakan ke dokter ya, Bu. Dokter biasanya akan menganjurkan pemeriksaan darah untuk memastikan diagnosa dan menilai derajat keparahan penyakit. Ibu juga sebaiknya mengunjungi dokter, bila si kecil baru-baru ini berkunjung ke daerah yang sedang musim demam berdarah dan anak mengalami demam atau sakit kepala hebat setelah itu.
Mengingat demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus, maka penangangan yang diberikan biasanya bersifat simtomatik, kata dr. Nina. Simtomatik maksudnya adalah pengobatan yang bertujuan untuk meringankan gejala. Tidak ada obat khusus untuk demam berdarah dengue, namun penyakit ini dapat diatasi dengan:
- Memberikan banyak minum untuk mencegah dehidrasi, dalam kasus ringan.
- Memberikan obat penurun demam (parasetamol) dan melakukan kompres rutin.
- Istirahat cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
- Membatasi aktivitas pada siang hari dan membiasakan si kecil tidur siang.
- Memberi makanan sehat dan seimbang.
- Memasukkan anak ke rumah sakit untuk rawat inap pada fase kritis untuk memonitor keseimbangan cairan.
Setelah anak melalui fase kritis, anak mungkin akan mengeluhkan rasa lemas. Keluhan ini dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih panjang, bahkan setelah kadar trombosit anak kembali normal dan keluhan demam sudah mulai mereda. Ibu tidak perlu mengkhawatirkan kondisi anak yang tampak lemas, selama anak telah menjalani pengobatan yang semestinya, dan sudah dinyatakan sembuh. Rasa lemas yang terjadi pada anak merupakan proses pemulihan yang sewajarnya berlangsung lama ya, Bu.
Biasanya demam berdarah pada anak bisa sembuh dalam waktu satu atau dua minggu, dan tidak akan menimbulkan masalah lainnya di kemudian hari. Begitu pun jika anak mengalami demam berdarah berat dan membutuhkan perawatan medis dari dokter. Jika telah dinyatakan sembuh, tidak akan menyebabkan masalah yang tersisa.
Untuk mencegah penularan demam berdarah pada anak, sayangnya tidak ada vaksin yang membantu menjaga daya tahan tubuh anak. Satu-satunya cara adalah dengan semaksimal mungkin melindungi anak dari terkena gigitan nyamuk Aedes. Ibu dapat mengeliminasi habitat perkembangbiakan nyamuk dengan banyak cara, di antaranya dengan menguras bak penampungan air secara rutin, menutup rapat wadah air, mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan, dan membuang pot-pot bekas tanaman yang sudah tua dan berpotensi menampung air hujan.
Selain itu, lakukan beberapa hal berikut ini juga sebaiknya Anda lakukan untuk menghindari demam berdarah pada anak:
- Saat anak bermain di luar, anjurkan anak untuk memakai pakaian yang melindunginya dari gigitan nyamuk, misalnya dengan memakai kemeja atau kaos lengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki.
- Pilihlah pakaian dengan warna-warna cerah agar nyamuk tidak mendekat. Nyamuk menyukai warna-warna gelap.
- Batasi waktu anak-anak untuk bermain di luar rumah, terutama pada pagi dan sore hari, saat nyamuk aedes paling aktif.
- Semprotkan atau oleskan juga losion anti nyamuk apabila hendak beraktivitas di luar ruangan.
- Pasanglah jaring pada ventilasi rumah untuk mengurangi risiko terpapar nyamuk.
- Gunakan kelambu di atas tempat tidur si kecil.
Lebih baik mencegah daripada mengobati ya, Bu. Selamat mencoba!
Ditinjau oleh: dr. Nina Amelia Gunawan, dokter umum (tim Meet Doctor)