Pola makan sehat tentunya sangat dibutuhkan si kecil ya, Bu, dalam proses tumbuh kembang balita. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pola makan sehat adalah minuman yang dikonsumsinya.
Ini dia beberapa jenis minuman sehat yang harus ada dalam pola makan sehat anak sehari-harinya, Bu:
- Air
Banyak sekali manfaat dari air, Bu. Air menjamin anak terbebas dari sembelit dan infeksi saluran kencing. Air juga membantu menjaga suhu tubuh dan menghindarkan tubuh dari dehidrasi. Menurut Marie Spano, MD, pakar diet, kekurangan air di tengah cuaca panas akan semakin membuat tubuh kekurangan nutrisi, terutama pada anak susah makan. Air yang termasuk dalam pola makan sehat anak juga dapat menjadi sumber fluoride untuk gigi sehat. ASI adalah cairan terbaik untuk anak di bawah usia 2 tahun, dan air putih adalah rehidrasi terbaik untuk anak usia di atas 2 tahun. Kebanyakan anak-anak kurang minum air putih, akibatnya mereka kehilangan banyak energi. Jadi, pastikan si kecil minum air sebelum, selama dan setelah kegiatan olahraga apapun, kata dr. Aria Wibowo dari meetdoctor.com.
- Air dengan tambahan rasa
Air seperti ini dapat ditemui pada air putih biasa yang ditambahkan dengan sari buah atau potongan buah. Sekarang ini banyak yang menyebutnya dengan infuse water.
- Susu sapi
Apa lagi ya, minuman sehat lainnya? Jawabannya susu, Bu. Susu sapi mengandung kalsium dan vitamin D serta protein dan juga banyak nutrisi pertumbuhan lainnya. Berikan si kecil maksimal dua gelas susu per hari. Susu juga dapat mengatasi anak susah makan.
- Susu bebas laktosa
Jenis susu sapi tanpa laktosa atau dengan kadar laktosa yang dikurangi juga merupakan minuman sehat untuk si kecil, terutama anak dengan kondisi laktosa intoleran. Perbedaan antara susu sapi biasa dengan susu tanpa laktosa ini adalah rasanya yang lebih manis.
- Minuman dengan kultur aktif
Apa saja minuman dengan kandungan kultur aktif? Yogurt dan minuman fermentasi, seperti yakult dan kefir. Di dalamnya terdapat kultur bakteri hidup yang dapat membantu menyehatkan pencernaan dan melindungi tubuh dari bakteri pencernaan yang membawa penyakit. Ibu dapat memilih jenis minuman ini yang sudah diperkaya dengan vitamin D dan kadar perasa tambahan sesedikit mungkin.
- Susu kedelai
Minuman susu jenis lainnya yang perlu dijadikan alternatif bagi pola makan sehat anak adalah susu kedelai. Meski nutrisi di dalamnya tidak sebanyak nutrisi yang dihadirkan pada susu sapi, namun susu kedelai dapat diminum sebagai bagian dari pola makan sehat anak jika memiliki tambahan vitamin A, D dan B12. Sisi positif dari susu kedelai untuk mengatasi anak susah makan adalah adanya tambahan lemak omega-3 yang sehat tanpa lemak tersaturasi maupun kolesterol.
- Susu beras
Jenis susu lain yang tersedia juga untuk mengatasi anak susah makan adalah susu yang terbuat dari beras. Susu yang demikian mengandung nutrisi yang lebih sedikit sehingga perlu diimbangi dengan konsumsi vitamin, terutama vitamin A, D dan B12. Dengan mencampur susu beras dan vitamin penambah nafsu makan, Ibu dapat membuat anak makan lebih mudah.
- Susu almond
Susu almond, sama seperti susu kedelai dan susu beras, memiliki nutrisi dan protein yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan susu sapi. Namun, Ibu dapat memilih jenis susu yang sudah diperkaya dengan vitamin A, D dan B12 untuk memenuhi pola makan sehat untuk mengatasi anak susah makan.
- Jus buah
Sari buah-buahan yang diperoleh dengan menghancurkan buah menjadi jus dapat menjadi minuman yang menyehatkan untuk mengatasi anak susah makan. Usahakan untuk memilih jus yang terbuat dari buah 100 persen dan batasi konsumsinya sebanyak ¾ hingga 1 gelas per hari, ya.
- Jus tomat dan jus sayuran
Untuk mengatasi anak susah makan, sayuran yang biasa ditolak anak dapat disajikan dalam bentuk cair dengan cara dijadikan jus. Dengan demikian nutrisi untuk memenuhi pola makan sehat dapat terpenuhi, Bu.
- Minuman jeruk nipis atau limun buatan sendiri
Jika sari jeruk atau lemon diperoleh dari buah-buahan asli yang dicampur dengan air, maka Ibu telah memenuhi asupan harian vitamin C si kecil. Namun, hati-hati ya, Bu. Ibu harus menghindari jenis yang dijual dalam kemasan karena terdapat banyak tambahan gula yang tidak baik.
Sementara itu, terdapat jenis minuman yang sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi anak-anak. Berikut ini minuman yang sebaiknya dihindari atau dibatasi, Bu:
- Soda dan soda diet serta minuman yang diberi tambahan pemanis
Jenis minuman apapun yang mengandung soda tidak memiliki manfaat nutrisi apapun ya, Bu. Kebanyakan minuman bersoda hanya mengandung pewarna dan perasa buatan, dicampur dengan gula tambahan. Selain itu banyak sekali minuman yang diberi tambahan pemanis seperti jus kotak. Minuman ini juga harus dihindari ya, Bu.
- Teh hijau maupun teh hitam
Dua jenis teh ini memang mengandung antioksidan yang baik bagi tubuh, dan bisa untuk membantu mengatasi anak susah makan. Namun teh juga mengandung kafein yang kurang ramah bagi anak-anak. Anak boleh meminum minuman berkafein sebanyak ¼ gelas saja dengan campuran susu untuk mengakali dan mengatasi anak susah makan.
- Teh herbal
Apa lagi minuman yang tidak baik di minum si kecil? Teh herbal jawabannya. Teh herbal bagi anak-anak tidak memiliki manfaat nutrisi apapun. Efek samping dari teh herbal sendiri dapat menurunkan nafsu makan. Beberapa di antara jenisnya bahkan dapat memberikan efek samping beracun.
- Minuman berenergi
Minuman berenergi yang banyak diklaim memiliki manfaat penambah energi bukanlah minuman yang tepat untuk si kecil. Di dalamnya, dapat terkandung kafein, gula, pemanis buatan hingga tanaman herbal yang tidak aman bagi anak-anak.
- Minuman untuk olahraga
Minuman untuk olahraga memang dapat menambah energi, namun juga mengandung sodium ekstra. Sebagai gantinya, konsumsi air kelapa yang menyediakan bahan alami elektrolit dalam bentuk kalsium, magnesium, fosfor, sodium dan potasium, yang jauh lebih menyehatkan dibandingkan dengan minuman olahraga. Sebagian besar sport drink memiliki kalori dan gula yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan erosi gigi. Jadi, minuman tersebut bukanlah minuman sehat untuk anak Anda, ujar dr. Aria.
Ditinjau oleh: dr. Aria Wibowo, dokter umum (tim Meet Doctor)